Sambut Hari Raya Nyepi, Umat Hindu Laksanakan Pawai Ogoh-Ogo

Ambon, cahayamaluku.com
Untuk menyambut perayaan tahun baru Saka tahun 1939 Saka atau yang lebih dikenal dengan tahun baru Saka atau perayaan Nyepi segenap umat Hidu di Provinsi Maluku umumnya dan di kota Ambon khususnya melaksanakan pawai Ogoh-ogoh mengelilingi pusat kota Ambon dengan titik star dari Gong Perdamaian Ambon. Pawai Ogoh-ogoh dibuka secara resmi oleh Walikota Ambon, Ir. F.J. Papilaya. M.Si di lokasi Gong Perdamaian Ambon ditandai dengan pemberian sambutan yang dilanjutkan dengan melepas peserta pawai secara resmi. Dalam sambutannya Walikota antara lain mengucapkan selamat merayakan hari raya Nyepi bagi masyarakat Hindu khususnya di kota Ambon dan masyarakat kota Ambon umumnya. Ia berharap melalui perayaan hari Nyepi di kota Ambon, semua warga kota Ambon memperoleh kedamaian, kebahagiaan  dan kesejahteraan sesuai dengan tema peringatan hari raya Nyepi tahun 2017 yakni Melalui Catur Brata Penyepian kita kita perkuat jalinan hidup antar sesama orang basudara di provinsi Maluku.
Selanjutnya Papilaya mengajak umat Hindu di kota Ambon dan juga segenap warga kota Ambon  untuk meningkatkan pengendalian diri, membangun keseimbangan rohani dan jasmani serta meningkatkan kebersihan jiwa menuju kualitas kehidupan manusia yang mulia. Menurutnya melalui momen hari raya Nyepi ini Walikota mengajak umat di kota Ambon untuk merenungkat hakikat dan makna kehidupan manusia yang mulia di alam fana untuk melakukan instrospeksi dan evaluasi  diri dengan membersihkan jiwa dari segala bentuk perilaku yang tidak baik, pikiran yang tidak jernih dan perkataan yang tidak pada tempatnya.

Sementara itu Pembimbing Masyarakat Hindu Kanwil Kemenag Provinsi Maluku, Sukardi Riyanto, S.Ag, M.H. mengatakan dalam kaitan dengan menyambut hari Raya Nyepi dilakukan pawai Ogoh-ogoh yang merupakan lambang dari keangkaramurkaan yang ada di alam fana ini. Menurutnya sebelumnya telah juga dilakukan taur kesange atau upacara untuk keseimbangan alam atau untuk penyucian alam. Kemudian akan dilanjutkan dengan melakukan catur berata di hari raya Nyepi, yakni Brata penyepian yang dilaksanakan untuk umat Hindu dimana pelaksanaannya ada yang melakukannya di Pura istana giri di Taman Makmur, sedangkan ada pula yang melaksanakannya di rumah masing-masing. Menurutnya dalam melaksanakan catur brata penyepian pertama-tama tidak boleh menyalakan apai yang dikenal dengan nama amati geni kemudian amati karya atau tidak boleh melaksanakan aktivitas secara fisik dan yang ketiga dalam amati lelungan tidak boleh bepergian serta yang keempat adalah amati  lalanguan yang artinya tidak boleh menikmati keindahan-keindahan lain selain menikmati keindahan alam semesta.(CM-01)