Pulau Run yang Terlupakan Dari Pembukaan Pesta Rakyat Banda
Ambon,cahayamaluku.com
Pulau
Run yang merupakan salah satu pulau yang terdapat di Kepulauan Banda, Kabupaten
Maluku Tengah, pernah menjadi penyebab perang antara Inggris dan Belanda pada
tahun 1652 sampai 1654. Penyebab perang itu, disebabkan keinginan kedua negara
untuk memonopoli perdagangan pala dunia. “Kepulauan
Banda merupakan penghasil pala saat itupun, dikuasai oleh Belanda. Bahkan,
Pemerintah Ratu Elizabeth I mengirimkan ekspedisi untuk mendapatkan pala di
Pulau Run, yang kemudian dijajahnya,” demikian disampaikan Asisten III Setda
Maluku, Zulkifli Anwar saat membacakan sambutan mewakili Gubernur Maluku pada
Acara Pembukaan Event Pesta Rakyat Banda Tahun 2018 yang dipusatkan di Istana
Mini, Minggu (11/11) di Banda Neira.
Bahkan,
kata Assagaff, kesepakatan antara Inggris dan Belanda pada 13 Juli 1667 yang
dikenal dengan perjanjian Breda, Pulau Run diserahkan kepada Belanda,
sebaliknya Inggris mendapatkan New Amsterdam yang sekarang bernama Manhattan di
New York, Amerika serikat. “Ratusan
tahun kemudian, Manhattan berkembang menjadi kota metropolis sementara Pulau
Run kian terlupakan,” ungkap Assagaff.
Selain
sebagai penghasil pala, sebut Assagaff, Kepulauan Banda turut pula berperan
penting dalam lahirnya Indonesia. “Di
Banda kolonialisme dimulai. Namun di Banda pula, ide-ide kebangsaan lahir,” paparnya. Dia
menyebutkan, pada saat hampir bersamaan, 4 (empat) orang Founding Fathers
Indonesia yakni, Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Dr. Cipto Mangunkusumo dan Iwa
Kusuma Sumantri di asingkan ke Banda Naira.
“Kisah
terusirnya pribumi dan kedatangan bangsa-bangsa yang kemudian menjadi orang
Banda dalam ragam interaksi sosial budaya, membuat Sutan Syahrir menjadikannya
sebagai salah satu gagasan dalam perumusan Undang-Undang Dasar,” kata Assagaff. Sangat
pentingnya, sejarah Banda untuk Indonesia, sebut Assagaff, sehingga, dalam hal
ini Dinas Pariwisata Provinsi Maluku bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata
serta stakeholder pariwisata melaksanakan salah satu event yakni, Pesta Rakyat
Banda yang termasuk dalam 100 Wonderful Event di Indonesia pun digelar.
Untuk
itulah, dukungan dan partispasi sangat dibutukan. “Pesta rakyat Banda ini sangat membutuhkan
dukungan dan partisipasi kita bersama. Dirinya
mengajak, seluruh stakeholder untuk menjadi agen dalam menyampaikan
kegiatan-kegiatan positif di Maluku. “Saudara-saudara
dapat menyampaikan pesta rakyat dan event-event di daerah melalui media-media
sosial yang saudara-saudara miliki, sehingga menularkan suasana positif bagi
para wisatawan dan calon wisatawan untuk selalu berkunjung ke Maluku khususnya
di Banda Neira,” tandas Assagaff (CM-02)