BPKW XX Gelar Festival Budaya Daerah 2025, Wawali Beri Apresiasi
CM, MALUKU
Memulai kegiatan Pemajuan kebudayaan lewat rencana kerja BPKW XX tahun 2025, startnya dimulai dari kota Ambon dan finishnya juga di kota Ambon.
Demikian Laporan penyelenggara Festival Budaya Maluku 2025 Stenly R Loupatty, S.Pd Sabtu (13/12/2025) di Aula BPKW XX.
Menurutnya, ini merupakan filosofi kalau kota Ambon merupakan kota masuk dan pintu keluar bagi masyarakat dari Nusantara, dan juga bagi mancanegara yang berkunjung ke Maluku pastinya masuk melalui Ambon dan juga keluarnya melalui kota Ambon, dan dalam rangkaian kegiatannya, BPKW XX menutup seluruh rangkaian kegiatannya di Kota Ambon.
Loupatty menjelaskan, saat ini BPKW XX sementara menyiapkan naskah akademis terkait dengan Tahuri yang tahun ini akan diserahkan sebagai salah satu warisan budaya.
"Kami sudah menyiapkan itu, dan kami akan berjumpa dengan Walikota, Wakil Walikota dan jajaran, karena untuk sampai ke UNESCO harus ada rekomendasi yang diawali dari Pemerintah kabupaten Kota,"ujar Loupatty.
Menurutnya, BPKW XX tidak bisa bekerja sendiri, dalam spirit undang-undang nomor 11 tahun 2010 terkait cagar budaya maupun UU nomor 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan perlu adanya kerjasama dengan pemerintah pada level provinsi dan kabupaten kota.
Selanjutnya Loupatty mengatakan tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini untuk mendorong kerjasama dan kolaborasi BPKW XX dengan Pemerintah kota Ambon dalam mendukung Ambon sebagai kota musik dunia.
"Kami ingin juga berkontribusi bahwa pengakuan kota musik dunia bukan sebagai pengakuan, tetapi terwujud dalam aksentuasi para pelaku dan masyarakat yang ada di kota Ambon,"ujarnya.
Selain itu menurutnya, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penguatan dan manfaat bagi seni serta budaya di Maluku sebagai ruang ekspresi dan literasi budaya bagi generasi muda di kota Ambon.
Selain itu mensinergikan Stakeholder kebudayaan yang ada di kota Ambon untuk mendukung eksistensi pelestarian kebudayaan yang ada di kota Ambon, serta mendukung pemerintah kota Ambon dalam memanfaatkan seni dan budaya daerah Maluku sebagai ruang promosi wisata dan literasi budaya guna mendukung kota Ambon sebagai destinasi di Provinsi Maluku.
Ia menambahkan, tema festival budaya Maluku 2025 ini memberikan gambaran Ambon sebagai Baileo bersama yang harus dijaga hingga memberi ruang ekspresi budaya bagi pemegang kebudayaan dan menjadikan Ambon sebagai kota Damai.
Loupatty jaga menambahkan, terkait pembentukan karakter bagi generasi muda, dalam prespektif orang budaya hanya 3 hal, yaitu sudut pandang agama dan sudut pandang pendidikan serta kebudayaan.
"Kami ingin berkontribusi, kami mencermati fenomena kota Ambon beberapa waktu terakhir sering terjadi tindak pidana kekerasan dan menimbulkan korban karena itu ada hal elemen yang sedikit terganggu, orang mulai lupa tentang budaya kita, bahwa orang Maluku terlahir dari satu rahim yaitu rahim yaitu Nusa Ina sehingga katong samua orang basudara,"ujarnya.
Dari perspektif agama, menurutnya,kita semua adalah cucu nabi Adam dan Hawa yang terlahir bersama dari pendidikan kita mesti mewujudkan orang-orang yang punya intelektual untuk memajukan kota Ambon yang baik.
"Kita tidak bisa membiarkan pemerintah kota Ambon bekerja sendiri karena itu mari bapak ibu adik-adik sanggar yang terlibat kita suarakan damai dalam perang-peran sosial kita sebagai orang-orang yang bekerja di bidang kebudayaan sehingga lewat kebudayaan suara damai dari kota Ambon terpanjang untuk Maluku dan untuk Indonesia" tutupnya.
Sementara itu Wakil Walikota Ambon Hj.Ely Toisutta,S.sos,.MT dalam sambutannya menjelaskan, Festival Budaya Maluku ini, bertepatan dengan ruang ekspresi komunitas budaya di kota Ambon dalam mendukung Ambon sebagai kota musik dunia, karena kota Ambon menjadi identitas budaya yang mempesona, artinya siapa saja yang datang dan menikmati nuansa kota Ambon dari semua sudut ruang budaya.
"Kesempatan ini atas nama warga kota Ambon saya memberikan apresiasi yang tinggi bagi Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XX Maluku yang selama ini mendukung dan mensuport melalui program-program unggulan dalam mendukung Ambon sebagai kota musik dunia oleh UNESCO."Ucap Toissuta sembari menambahkan jika kota Ambon kini berbenah sebagai kota musik dunia oleh UNESCO, artinya kota Ambon harus menjadi ruang, kota Ambon harus menjadi rumah bagi kita semua.
Bahkan menurut Toissuta kota Ambon bukan lagi hanya untuk etnis Maluku saja namun telah memberi ruang bagi muncul dan berkembangnya kebudayaan suku dan bangsa Nusantara.
"Pada festival kali ini kita disuguhkan oleh tari-tarian tradisional pakaian adat musik tradisional yang tidak lagi didominasi oleh musik etnis dan budaya lokal saja ini berarti menemukan makna sesungguhnya dari keberagaman menjadi pusat kekuatan bersama dalam membangun Ambon sebagai musik kota dunia dimana ada filosofi budaya yang menyebut orang Ambon tampak kabaresi artinya gagah perkasa seperti pohon sagu namun hatinya terbuka bagaikan Patih sagu yang putih bersih.
Disebutkan, makna ini menjelma menjadi kekuatan orang Ambon dalam memandang konsep kebudayaan yang terbuka dalam menerima siapa saja yang datang di kota Ambon.
Hal ini sejalan dengan tema kegiatan festival budaya yaitu Ambon kota musik dunia untuk Maluku.
Kota Ambon menjadi instrumen untuk instrumen utama pelestarian kebudayaan di daerah Maluku.
"Saya atas nama pemerintah kota Ambon menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas sukses pelaksanaan kegiatan Festival Budaya Daerah Maluku 2025 dan partisipasi BPKW XX Maluku yang selama ini membantu pemerintah kota Ambon membangun kebudayaan daerah Maluku berbasis budaya serta mendukung Ambon sebagai kota musik dunia.
Kegiatan festival budaya daerah Maluku 2025 menghadirkan materi pementasan yang variatif mewakili unsur budaya daerah Maluku yang ada di Kota Ambon dengan melibatkan sanggar budaya dan komunitas budaya di Kota Ambon dan seluruhnya dibiayai dari dana Dipa Balai pelestarian kebudayaan wilayah XX tahun anggaran 2025.
Dari pantauan media ini menyebutkan jika ibu-ibu PKK. Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XX juga ikut serta dalam mensukseskan kegiatan Festival Budaya Daerah Maluku 2025 dengan menyediakan makanan dan minuman ringan bagi pengunjung yang ikut menyaksikan jalannya Festival Budaya Daerah Maluku 2025.(CMe)




