TITIK SEJARAH PERADABAN DUNIA : BPKW XX SUKSES HADIRKAN BANDA HERITAGE FESTIVAL(BHF) BERKOLABORASI DENGAN PEMKAB MALUKU TENGAH


CM, MALUKU

Kolaborasi strategis antara Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XX Maluku dan Pemerintah Daerah Maluku Tengah sukses menghadirkan Banda Heritage Festival 2025. Berlangsung selama empat hari, mulai 26 hingga 29 November 2025, festival ini menjadi momentum penting untuk menghidupkan kembali jejak sejarah, pesona alam, dan napas budaya di Kepulauan Banda.


Festival dibuka secara resmi oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, pada Rabu (26/11/2025). Pembukaan ini menjadi momen bersejarah dengan dicanangkannya Kawasan Cagar Budaya Kota Neira Lama seluas 77 hektare. Penandatanganan prasasti oleh Mendagri dan Bupati Maluku Tengah, Zulkarnain Awat Amir, menjadi tonggak perlindungan aset sejarah Banda di tengah arus modernisasi.

Tak hanya sebatas selebrasi seremonial, rangkaian acara dirancang dengan muatan edukasi yang kuat. Di Benteng Belgica, nilai sejarah ditanamkan sejak dini melalui lomba mewarnai sketsa penari Cakalele bagi anak-anak.
Di sisi lain, diskusi strategis digelar lewat Talkshow Budaya di Istana Mini yang menghadirkan narasumber dari Balai Pelestaraian Kebudayaan Wilayah XX, Bappenas, UGM, hingga KPU RI.

Forum ini menyepakati narasi besar bahwa aset sejarah dan budaya Banda harus ditempatkan sebagai fondasi utama kesejahteraan masyarakat, bukan sekadar objek pelengkap pariwisata.


Semangat pelestarian nilai budaya menyentuh langsung ke masyarakat lokal melalui serangkaian kegiatan berbasis kearifan lokal pada hari ketiga festival.
Di pagi hingga siang hari, kegiatan berpusat di Pulau Banda Besar lewat sesi 'Tutur Budaya dan Sejarah Lonthoir' oleh tokoh adat setempat, serta atraksi Cakalele Selamon dan tradisi unik belah kenari di Negeri Selamon.

Festival ini berlanjut hingga malam hari di panggung utama Istana Mini, dengan penampilan berbagai sanggar seni dari negeri-negeri di Kepulauan Banda yang menyuguhkan kekayaan seni tari dan musik tradisi sebagai wujud apresiasi budaya.

Menjelang puncak acara, identitas Banda sebagai poros maritim ditonjolkan lewat Lomba Pacu Perahu Kole-Kole di perairan Pulau Banda Besar serta Lomba Belang Adat dan Belang Nasional yang mengambil rute dari Pulau Pisang hingga Istana Mini. Ratusan warga memadati garis finish menyaksikan ketangkasan para pedayung. Festival ini kemudian disempurnakan dengan Jalan Sehat Budaya yang mengajak peserta menelusuri situs ikonik, mulai dari Rumah Bung Hatta hingga berakhir di Benteng Nassau.

Malam puncak penutupan di panggung Benteng Nassau, Sabtu (29/11/2025), berlangsung meriah. Ratusan masyarakat Banda tumpah ruah dan turut menikmati penampilan dari dua musisi kebanggaan Maluku, Willy Sopacua dan Yayu Wattiheluw. Di tengah kemeriahan tersebut, Bupati Zulkarnain Awat Amir menyampaikan apresiasinya. Ia menyebut bahwa selama empat hari, Banda telah bertransformasi menjadi "panggung dunia" yang memikat siapa pun lewat sejarah, alam, dan budayanya.

Menutup seluruh rangkaian kegiatan, Pamong Budaya Ahli Muda, Mezak Wakim, mewakili Kepala BPK Wilayah XX Maluku, menegaskan bahwa kesuksesan festival ini adalah manifestasi nyata kehadiran negara.
"Banda Heritage Festival ini merupakan wujud komitmen BPK Wilayah XX dalam mengawal pemajuan kebudayaan di seluruh wilayah Maluku.
Kami tidak hanya berhenti pada selebrasi, tetapi akan terus hadir melalui pelindungan cagar budaya, fasilitasi komunitas, hingga kajian akademis.

Tujuannya adalah memastikan ekosistem kebudayaan Maluku tetap lestari, memberikan dampak ekonomi, serta menjadi identitas yang kokoh bagi generasi penerus," pungkas Mezak.(CMe)