Gubernur Kunjungi Lokasi RSP Terpadu Kemaritiman di Waelela
Ambon, cahayamaluku.com
Gubernur Maluku, Said
Assagaff didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meikyal Pontoh
beserta sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya di lingkup
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku, mengunjungi lokasi Rumah Sakit Pusat
(RSP) Terpadu Kemartiman di Waelela, Desa Rumah Tiga, Kecamatan Teluk Ambon,
Senin (25/6).
Kunjungan ini terkait dengan
rencana kedatangan Menteri Kesehatan (Menkes), Nila Moeloek ke Ambon, dalam
rangka peletakan batu pertama rumah sakit berkonsep green house tersebut, pada
pertengahan Juli nanti. “Di hadapan kita sekarang
ini, bisa kita lihat lokasi pembanguan RSU pusat terpadu yang ditiktikberakan
ke maritim, kelautan,” ujar Assagaff kepada sejumlah wartawan yang mengikuti
kunjangan tersebut.
Kedatangan Menkes Moeloek
ini bersamaan dengan digelarnya Rapat Kerja Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
seluruh Indonesia yang dipusatkan di Kota Ambon. “Kemungkinan itu akan
dijadwalkan pada tanggal 13 – 14 Juli karena di saat itu akan ada Raker
Kementerian Kesehatan Seluruh Indonesia yang dipusatkan di Ambon. Kita minta
beliau datang sekaligus bisa meletakan batu pertama. Atas nama Pemprov Maluku
di kesempatan ini saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada ibu
Menkes. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ibu dijadwalkan untuk bisa meletakan batu
pertama sehingga pelaksanaan pembangunan ini bisa berjalan dengan baik,” harap
Assagaff.
Dia menyebutkan, proses
pematangan lahan sampai saat ini sekitar 4,5 hektar untuk pembangunan yang
rencanakan selesai akhir tahun ini, yang dikerjakan oleh Kontrantor PT.
Persero, Konsultan Media Karya Persero dan Konsultan Perencanaan PT.
Sangkuriang. “Kita semua sudah lihat
pematangan lahan sampai hari ini sudah sekitar 4,5 hektar atau 45.000 meter
persegi dan pekerjaan ini sudah harus di mulai dari sekarang diharapkan nanti selesai pada tangga 31 Desember 2018,”
tuturnya.
Untuk tahap pertama
pembangunan, pelaksanaan tender lanjut Assagaff, telah dilaksanakan dengan
nilai proyek sebesar 213 milyar rupiah yang bersumber dari APBN Kemenkes. “Pelaksanaan tender sudah dilaksanakan
di Jakarta dan kita harapkan tahap pertama
dengan pembiayaan sebesar kurang lebih 213 milyar rupiah itu bisa
dilaksanakan tahun ini dan realisasi mudah-mudahan di akhir tahun sudah harus
selesai,” harapnya.
Pada kesempatan ini Assagaff
menghaturkan terima kasih, karena sudah akan dilakukan berbagai persiapan untuk
proses pembangunan tahap kedua. "Tahun berikut tahap
kedua sudah harus kita mulai dengan berbagai persiapan. Ini janji Presiden
untuk kita di Maluku agar RSU Pusat Terpadu dititikberatkan martim itu bisa
berjalan," ujarnya. Di tempat yang sama, Kadis
Kesehatan Provinsi Maluku, Meikyal Pontoh menambahkan RS yang akan dibangun ini
merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis dari Kemenkes.
“Kepemilikan dari RS ini
adalah kepemilikan dari Kemenkes sehingga semua tenaga kesehatan yang ada juga
yaitu operasional dan lain-lain menjadi tanggungjawab Kemenkes,” tambahnya. Lanjut Pontoh, RS yang akan
dibangun berkonsep green house yang ramah lingkungan dan hemat energi ini
diharapkan menjadi rujukan untuk provinsi kepulauan lainnya. “Ini merupakan satu anugerah
bagi masyarakat Maluku karena ini merupakan RS yang pertama kali dibangun
dengan konsep green house, yang hemat energi dan nuansanya lebih ke ramah
lingkungan. Pertama kali di Indonesia dan diharapkan akan menjadi percontohan
bagi rumah sakit-rumah sakit yang lain,” tukasnya.
RS Pusat Terpadu Kemaritiman
ini, mengadopsi konsep pembangunan di Provinsi Maluku yaitu Gugus Pulau.
Olehnya Menurut Pontoh, Menkes mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Maluku
sehingga bersinergi dengan tema pelayanan kemaritiman. “Makanya ibu menteri sangat
berterima kasih karena konsep kepulauan yang disampaikan oleh pak gubernur ini
cocok sekali dengan tema pembangunan dengan RS pusat ini,” tukasnya. RS ini akan dijadikan RS
rujukan bagi pasien-pasien yang selama ini harus mendapatkan pelayanan kesehatan
di luar Maluku.
“Sehingga nanti
rujukan-rujukan pasien yang selama ini kita terkendala karena harus dikirim ke
luar provinsi Maluku dengan adanya RS ini tidak lagi dirujuk keluar,” harapnya. Untuk diketahui, tahap
pertama RS Pusat Terpadu Kemaritiman ini akan bertipe A, yang berangsung-angsur
akan ditingkatkan menjadi menjadi Tipe A. Harapannya, pembangunan tahap ke dua
selesai akhir 2019, sehingga segera dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
khususnya di Maluku. “Harapan kami semoga apa
yang direncanakan sampai akhirnya nanti di 2019, RS ini bisa dioperasionalkan.
Nantinya sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya yang ada di Maluku,” harap
Pontoh.(CM-03)